Seorang
mahasiswa peminat NLP bertanya bagaimana cara mengatasi rasa kantuk pada saat
membaca/belajar? Adakah tip-nya? Khususnya saat-saat menghadapi ujian semester.
Terserang
kantuk saat membaca/belajar merupakan hal yang sangat umum dialami oleh banyak orang.
Sepengetahuan saya, belum ada tip yang cespleng untuk mengatasi problem rasa
kantuk saat membaca/belajar. Kalau pun ada, tip-tip juga masih subjektif
sifatnya. Artinya, hanya pengalaman individual yang belum tentu cocok untuk
orang lain. Di dunia terapi NLP pun belum ada yang secara khusus membahas
masalah ini.
Terdorong
untuk sharing dengan pembaca, saya mencoba meracik tip ini. Kritik dan saran
saya harapkan. Racikan tip ini tentunya dalam perspektif NLP. Seperti diketahui bahwa NLP adalah suatu cabang ilmu
yang mempelajari cara kerja syaraf (neuron) merekam informasi, mengolahnya
menjadi sebuah program kerja pikiran untuk tujuan positif tertentu.
Batasan Yang dimaksud
kantuk disini adalah rasa kantuk yang bukan karena tiga sebab utama yaitu: karena
sakit, terlalu lelah dan kurang tidur. Siapa pun yang sakit, atu terlalu lelah
memang dianjurkan untuk banyak istirahat atau tidur.
Kantuk karena sakit adalah
kantuk yang boleh jadi karena pengaruh obat yang diminum atau kondisi tubuh
yang tidak fit.
Terkantuk-kantuk
karena kurang tidur, itu wajar. Membaca/belajar dalam kondisi kurang tidur akan
membawa rasa kantuk yang luar biasa. Kantuk karena kurang tidur itu wajar,
tetapi kantuk karena cukup tidur, atau bahkan kelebihan tidur itu tidak wajar.
Sebab, tubuh
kita hanya menuntut istirahat tidur minimal enam jam dalam dua puluh empat jam
(sehari). Artinya tubuh kita sehat dengan tidur enam jam sehari. Maka apa bila
kita tidur masih melebihi itu sebenarnya sebuah tindakan yang kurang ada
manfaatnya bagi kesehatan tubuh.
Jika ada
seseorang yang kantuk dan terus tidur karena jam tidurnya kurang dari enam jam
itu wajar. Namun jika ada seseorang yang jam tidurnya sudah enam jam, tapi
masih kantuk dan langsung tidur –saya sering berseloroh—itu adalah godaan setan
yang terkutuk.
Tips
Baiklah,
sekali lagi saya tekankan bahwa tip mengatasi rasa kantuk berikut ini adalah
tip yang bukan karena disebabkan oleh kurang sehat (sakit) dan bukan karena
kurang tidur atau lelah. Tip ini berlaku bagi mereka yang secara fisik sehat,
tidak dalam kondisi kurang tidur dan tidak terlalu lelah.
1. Atur pola
makan
Syaraf otak (neuron) dalam menjalankan tugas rutinnya sangat membutuhkan
energi yang sumbernya dari makanan yang kita konsumsi. Jenis dan kualitas
makanan yang kita konsumsi berpengaruh terhadap kinerja otak (pikiran). Maka
aturlah pola makan dengan makanan yang mudah dicerna sehingga suplay energi
tidak telat. Bila kita mengkonsumsi makanan yang berat, terlalu berserat yang
sulit dicerna, energi habis untuk mencerna bahan makanan, suplay energi ke
syaraf bekurang sehingga kantuk datang menyerang.
2.
Asosiasikan/bayangkan apa yang diharapkan dari kegiatan belajar itu.
Skor atau
nilai yang tinggi misalnya. Tidak cukup hanya membayangkan, tapi harus diikuti
oleh keinginan yang kuat untuk mendapatkannya. Tanpa keinginan yang kuat, emosi
yang “membara” untuk memperolehnya, maka akan mudah terserang rasa kantuk.
Sebab, salah satu hukum pikiran mengatakan bahwa “pikiran akan memberi apa yang
diinginkan pemiliknya”. Bila pemiliknya meminta setengah hati, pikiran akan
memberikan setengah hati pula. Artinya, pada saat kantuk dating dan karenan
niatnya setengah hati, maka pikiran lantas welcome to kantuk!
3. Programlah
pikiran bawah sadar Anda dengan cara self talk (bicara pada diri sendiri,
membatin terus).
Salah satu cara untuk membuat program dalam pikiran bawah
sadar adalah dengan cara self talk secara persisten. Self talk yang harus
dilakukan adalah “Saya selalu terjaga dalam belajar!”. Lakukan sesering mungkin
dan seintens mungkin hingga benar-benar menjadi bagian dalam pikiran bawah
sadar. Bagian inilah nanti yang akan mengingatkan dengan keras saat Anda mulai
terkantuk-kantuk. Bagian ini yang nanti akan “protes” bila Anda mulai berpihak
pada rasa kantuk.
4. Aturalah
posisi duduk siap belajar.
Jangan belajar sambil duduk bersandar/kepala
disandarkan. Jangan pula belajar sambil tiduran. Posisi duduk berpengaruh
terhadap datangnya rasa kantuk. Kenapa posisi duduk berpengaruh terhadap
datangnya kantuk? Karena menurut kaidah NLP, bahwa posisi atu gerak tubuh
mempengaruhi kondisi pikiran. Bila Anda duduk bersandar, kondisi pikiran
terbawa bada kondisi rileks, atau kondisi siap untuk ngantuk/tidur.
5. Patahkan
pola kantuk Anda. Kantuk itu ada polanya.
Diawali dari pola makan yang sulit
dicerna (berserat), menguap tanda kantuk, lalu duduk bersandar, dan …. akhirnya
bisa pulas. Meskipun pada saat kantuk datang pikiran bawah sadar segera
mengingatkan untuk selalu terjaga, namun bila tidak ada keberanian dari Anda
untuk mematahkan pola kantuk, maka rasa kantuklah yang menang. Bablas tidur…!
Salah satu
caranya adalah begini. Begitu rasa kantuk datang, sudah mulai menguap, jangan
lanjutkan dengan duduk bersandar. Tetapi cari aktifitas jeda, aktifitas pemutus
agar kantuk terusir. Caranya macam-macam: bisa berdiri dan lakukan
gerakan-gerakan ringan, seperti jalan-jalan sebentar, bikin kopi juga boleh.
Seperti yang saya lakukan, pada saat menulis artikel ini saya terserang kantuk
–maaf baru makan siang, Maka saya segera mencari aktifitas pemutus pola kantuk
yakni dengan cara jalan-jalan kecil di ruangan sekedar manyapa teman dan
refresing. Hasilnya, tidak kantuk lagi dan dapat menyelesaikan artikel ini.
Tehnik
mematahkan pola (pikir dan kebiasaan) menjadi salah satu bahasan penting dalam
NLP. Sebab, hampir semua inovasi, penemuan baru, dan hal-hal yang berkaitan
dengan kreativitas, diawali dengan keberanian “mematahkan” pola lama, dan
mengantinya dengan pola baru. Adalah tidak mungkin ingin mendapatkan sesuatu
yang baru, tetapi masih dengan cara (pola) pikir lama. Demikian halnya dengan
pola kantuk yang pada akhirnya (hasilnya) tidur, maka sebelum kebablasan tidur,
maka polanya harus diputus.
ALHAMDULILLAH BANYAK MANFAAT!!